Memulai aktifitas "ngeblog" sekitar 2007, membuat aku merasa menemukan "buku diary" ku yang hilang.
Mengenal blogging, dan menemukan teman-teman yang satu minat dengan kita, serasa menemukan kenyamanan tersendiri. Tak terasa memang, hobi yang dulu aku tekuni, telah mengalami perkembangan yg cukup jauh (menurut ukuranku**).
Membuat kue, memodifikasinya. Mengolah masakan, kemudian membuat sajian yang berbeda rasa dan bentuk, duluuuu .... sekitar 10 thn yang lalu, hanya sering berkecambuk dalam pikiranku, hingga jarang aku bisa mendokumentasikannya.
Sekarang, setelah menemukan dunia baru, dunia yg penuh dengan orang-orang hebat, orang-orang yang berkomitmen tinggi pada hobi & minatnya. Membuat aku serasa ikut hanyut merasakan kenikmatan indahnya "memperluas wawasan". Bukan hanya dalam bentuk resep dan mengolahnya, tp lebih jauh lagi, adalah mewujudkannya dalam bentuk visual.
Berbekal kamera poket dan mencoba melihat dan mengamati hasil karya teman2 yang lebih dahulu terjun di bidang Food Photography ini, aku nekat saja mendokumentasikan beberapa hasil olahanku. Sejurus kemudian, tak terasa, mencoba bergabung dengan komunitas2 yg diadakan teman2 yg lebih handal, hingga sedikit demi sedikit mulai mendapat ilmu yg lebih baik dari sebelumnya.
Tapi, apa mau dikata......hehehe, kemampuan seseorang itu pasti ada batasnya. Meski punya minat dalam mempelajari bidang yang satu ini, namun sayangnya tak didukung dengan kemampuan yang ada. Aku sangat lemah dlam hal mencerna bahasa-bahasa yg "berbau" teknik. Hingga sempat aku menjuluki diriku sendiri, dengan julukan "fotografer urakan/ngawur" !
Bagaimana tidak menyebutku sebagai fotografer urakan/ngawur, sering kali aku harus terdiam lama jika ada seseorang yg memuji foto makananku, lalu mereka bertanya bagaimana caranya bisa menghasilkan foto seperti itu??
Ya, terdiamnya laamaaaaa sekali.....
Karena harus berpikir keras, musti menjelaskan dengan bahasa apa. Aku bener2 tak bisa jika harus menjelaskan menggunakan bahasa teknis itu.....semacam POI, IMHO, OE, tone, musti pake sutterspeed berapa, iso, dll. Yang ada hanya aku bisa tunjukkan lewat caranya langsung dan lewat kamera yg aku punya langsung pada yg bertanya....hehehehe, beneran urakan kan !??
Sempat rasa tak percaya diri muncul, saat menampilkan foto2 hasil jepretanku. Namun, aku jd lebih percaya diri, jika teringat akan pernyataan seorang fotografer sebuah Majalah CHIP (terbitan Gramedia) di salah satu pelatihan singkatnya dulu .... bahwa foto yang bagus adalah foto yang mampu menunjukkan apa yg ingin ditunjukkan sang fotografer, that's all !
Memang, mengetahui teknik yang baik dlm seni pemotretan akan lebih memberikan nilai plus bagi pemotretnya. Tapi, jika hanya karna merasa tak mempunyai kemampuan lebih untuk itu, tidak harus membuat kita berhenti untuk mencoba bebas mengekspresikan apa yang ingin kita dokumentasi kan ?!
So...keep jepret !
2 komentar:
iya, yang penting hasil nya bagus.
o begitu ya
Posting Komentar